Kota (Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang) atau Perkotaan (menurut UU Nomor 22 tahun 1999), adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat: permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Watt ( 1973)
Sebuah kota yang sehat adalah kota yang didalamnya berlaku dinamika keseimbangan dari berbagai fenomena
Dasman ( 1968)
Banyak kota yang berkembang dari desa kecil yang menjadi pusat pertanian à berkembang à kegiatan pertanian terhambat à perdagangan dan jasa menggantikan sistem pertanian
Kriteria World Bank à didasarkan pada jumlah penduduk
• > 20.000 à Urban
• > 100.000 à Cities
• > 5 juta à Big Cities
FUNGSI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN KOTA
• Pusat populasi
• Pusat Perdagangan
• Pusat Pemerintahan
• Pusat Industri
• Pusat Budaya
Hatt dan Reiss (1959)
• Sebagai pusat kegiatan untuk daerah di sekitarnya à ruang produktif yang luas.
• Sebagai tempat transportasi dan merupakan “break bulk”
• Sebagai titik konsentrasi pelayanan khusus
Page and Seyfried 1970
Tujuan Pembangunan Kota:
• Mencapai tujuan yang layak dan menghapus kemelaratan
• Mendapatkan dukungan lingkungan yang efisien, menyenangkan, nyaman, aman, dan menarik
Sohn 1972
Tujuan Pembangunan Kota akan tercapai jika ada interaksi dari berbagai kegiatan ekonomi, sosial, politik, dan sistem ekologi
Sistem tersebut beroperasi pada tingkatan individu, lapisan sosial, lokal, dan regional
Hutan: Asosiasi tumbuhan yang didominasi pepohonan dengan luasan yang cukup mampu menciptakan iklim mikro yang berbeda dengan di sekitarnya
• Intensitas sinar mata hari
• Temperatur à angin
• Kelembaban udara
CO2 + H2O C6H12O6 + O2
CO2 : Sangat vital bagi pertumbuhan tanaman, dalam jumlah banyak bersifat racun, dan merupakan GRK
O2 : Sangat vital bagi hidup manusia dan mahluk hidup lainnya
Hutan Kota
Hutan yang tumbuh atau ditumbuhkan di dalam kota
Asosiasi tumbuhan berkayu (pohon) yang tumbuh di sekitar permukiman, mulai dari komunitas yang kecil sampai metropoliotan
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (PP No. 63 Tahun 2002) .
GREY & DENEKE 1978
Kawasan bervegetasi pohon yang luas, terbuka bagi umum, mudah dijangkau oleh penduduk kota dan memenuhi fungsi perlindungan dan regulatifnya, seperti kelestarian tanah, tata air, ameliorasi iklim, penangkal polusi udara, kebisingan dan lain-lain.
- Menurut JORGENSEN (1977) luas hutan kota minimal ditetapkan 50-100 ha
- Menurut HAERUMAN (1987) hutan kota juga dapat terletak jauh dari luar batas kota sepanjang interaksi yang intensif antara pensusuk dengan hutan tersebut berlangsung terus menerus. Contohnya Tahura Juanda
FAKUARA 1987
Tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi, dan kegunaan khusus lainnya
Rapat Teknis di Jakarta (1991)
Suatu lahan bertumbuhan pepohonan di dlam wilayah perkotaan, di atas tanah negera maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memeiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan ruang terbuka hijau pepohonan, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota.
Djoer’aini Djamal Irwan (1994)
Komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol (menumpuk), dengan struktur menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa liar, dan menimbulkan lingkungan sehat, suasana nyaman, sejuk, dan estetis.
Hutan Kota sebagai Ekosistem
• Komponen-komponen ekosistem
• Kaidah-kaidah dalam ekosistem
• Homeostasis
PENGELOMPOKAN HUTAN KOTA
GREY & DENEKE 1978 à lokasi peruntukan aktivitas
• Hutan kota konservasi
• Hutan kota industri
• Hutan kota wilayah permukiman
• Hutan kota wisata
• Hutan kota penangkaran satwa
DAHLAN 1978 à ???
• Permukiman
• Kawasan industri
• Rekreasi dan keindahan
• Pelestarian plasma nutfah
• Perlindungan
• Pengamanan
BENTUK DAN STRUKTUR
BENTUK
DJOER’AINI 1997 à ditentukan oleh bentuk lahan
1. Bergerombol atau menumpuk à minimum 0,4 ha)
• Komunitas vegetasi terkonsentrasi pada suatu areal
• Jumlah pohon minimal 100 batang
• Jarak tanam tidak beraturan
2. Menyebar
• Tidak memiliki pola tertentu
• Komunitas menyebar dalam bentuk rumpun atau gerumbulan kecil
3. Berbentuk jalur (lebar minimum 30 m)
• Komunitas vegetasi tumbuh pada lahan berbentuk jalur atau melengkung
• Mengikuti bentuk aliran sungai, jalan, pantai, saluran dll
DAHLAN 1978 (??)
• Jalur hijau
• Taman kota
• Kebun dan halaman
• Kebun raya, hutan raya, dan kebun binatang
• Hutan lindung
• Kuburan dan taman makam pahlawan
STRUKTUR
1. Berdasarkan komposisi
• Homogen
• Heterogen
2. Berdasarkan Stratifikasi Vertikal
• Berstrata satu
• Berstrata dua
• Berstrata Banyak
Strata Pohon Atas/Pertama (A) à 30-40 m
Strata Pohon Kedua (B) à 18-27m
Strata Pohon Ketiga à ( C ) à 8-14 m
Strata Belukar (D) à sekitar 10 m
Strata tumbuhan terna (E) à seedling dan tumbuhan bawah
Ekologi Perkotaan
Interaksi antara proses-proses alam (cuaca, vegetasi, dan kehidupan hewan) dengan lingkungan buatan manusia (perilaku, physiologis, dan proses pembangunan) yang secara langsung berhubungan dengan aspek lingkungan dan sistem nilai yang mempengaruhi lingkungan alami dan pembentukan lingkungan perkotaan
Hutan Kota (Shafer dan Moeller, 1979)
Bagian dari ekosistem perkotaan yang mengandung vegetasi hutan, air, tanah, dan hidupan liar.
Fungsi Lansekap à Sebagai unsur struktural ruang
Fungsi Fisikà sebagai pelindung kondisi fisik alam sekitarnya dari angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus, dan dari bau
• Tempat interaksi sosial yang dapat memberikan inspirasi baru
• Sarana pendidikan dan penelitian
• Menimbulkan rasa sehat, nyaman, dan tenang (amenity)
• Nilai ekonomi
FUNGSI EKOLOGIS
Pengembangan dan pengendalian kualitas lingkungan
Sebagai paru-paru kota
Menyerap CO2 dan menghasilkan O2 melalui proses Photosintesis
150.000 juta ton/tahun 400.000 juta ton/tahun
Setiap 1 jam, 1 ha daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang equivalen dengan jumlah CO2 yang dihembuskan oleh 200 orang dalam waktu yang sama
Selain O2 dalam proses photosisntesis dihasilkan bahan organik (BO)
Sebagian O2 yang dihasilkan digunakan oleh tumbuhan untuk respirasi (R)
Tumbuhan muda P/R > 1 dan semakin tua P/R ~ 1
Tumbuhan menggunakan CO2 sampai ketinggian 30 m di atasnya
Meningkatkan kelembaban dan menurunkan suhu kota
Kelembaban
à Menunjukkan kandungan uap air di atmosfer pada waktu tertentu
à Merupakan ukuran banyaknya energi radiasi berupa panas laten yang dipakai untuk menguapkan air
à Makin banyak air yang diuapkan makin banyak energi dalam bentuk panas laten yang dipakai dan udara makin lembab
à Uap air di atmosfer bertindak sebagai pengatur panas karena dapat menyerap, baik gelombang panjang maupun gelombang pendek
Evaporasi
à Pertukaran antara panas laten dengan panas terasa (sensible)
à Kehilangan panas akibat proses evaporasi menyebabkan suhu di sekitar tanaman menjadi sejuk
à Tanaman tinggi laju evaporasinya besar
à Dalam keadaan air tanah cukup, sebatang pohon terisolir mampu menguapkan air 400 liter per hari
à Hasil penelitian:
• Di Kualalumpur, perbedaan suhu di dalam dan di luar hutan kota mencapai 4,5oC
• Hutan kota dapat menurunkan suhu di sekitarnya 3,46%
• Hutan kota berstrata banyak dapat meningkatkan kelembaban lebihn bannyak dibandingkan dengan hutan kota berstrata 2
Sebagai Habitat Satwa
à Tempat mencari makan (tumbuhan sebagai produsen)
à Tempat bersarang
à Tempat bermain
à Tempat berlindung
• Peran satwa (burung) dalam ekosistem
• Burung sebagai indikator kualitas lingkungan
• Burung sebagai sarana rekreasi
Sebagai Pelindung Tanah dari Erosi dan Abrasi
à Mekanisme perlindungan
Sebagai Peredam Kebisingan
à Kebisingan: suara berlebihan yang tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan efek fisik dan psikologis
à Kebisingan ditentukan oleh:
o Keadaan sumber bunyi (frekuensi, lokasi, komposisi, bentuk, apakah bunyi berbentuk garis atau titik
o Keadaan alam dan vegetasi yang dilalui
o Keadaan atmosfer (kecepatan dan arah angin, temperatur, dan kelembaban udara)
à Pohon mereduksi kebisingan dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang, dan ranting
à Pohon yang efektif mereduksi kebisingan adalah pohon bertajuk tebal dengan daun rindang
à Dedaunan dapat menyerap suara sampai 95% (Deneke, 1978)
Pengendalian Polusi dan Pelestarian Lingkungan
à Debu berada dalam keadaan melayang-layang di udara, bergerak dan berpindah tempat sesuai dengan gerakan masa udara
à Dalam sebutir debu terdapat berbagai unsur, seperti garam, sulfat, sulfur oksida, timah hitam, asbestos, oksida besi, silika, jelaga dan lain-lain
à Pencemaran debu dapat menyebabkan kerusakan pada organ pernapasan dan kulit
Sebagai Penjerap Debu dan Penyerap debu
à Penjerapan oleh daun, batang, dan ranting;
à Permukaan kasar, berbulu, dan berlekuk à kemampuan menjerap lebih tinggi dibanding dengan permukaan licin dan rata (Daun Hibiscus, Batang dan ranting Pinus)
à Penyerapan oleh stomata
Penjerap dan Penyerap Partikel Timbal
à Timbal atau timah hitam (Pb) banyak (60-70%) dihasilkan oleh hasil pembakaran BBM
à Agathis alba, Swietenia macrophylla, Podocarpus imbricatus, Miristica fragrans, Pithecellobium dulce, dan Casia siamea à kemampuan sedang sampai tinggi dalam mereduksi kandungan Pb di udara
à Polyaalthea longifolia, Baringtonia asiatica, Mimusops elengi à Kemampuan menyerap Pb rendah tapi tidak peka
à Bauhimia purpurea, Bixa orellana à Kemampuan menyerap Pb rendah dan peka
Penjerap dan Penyerap Debu Semen
• Debu semen sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit sementosis.
• Jenis tumbuhan efektif (Irawati, 1990): Swietenia macrophylla, Diospyros dicolor, Mimusoas elengi, Shorea leprosula, Filicium decipiens, dan Dipopyros celebica).
• Jenis Peka terlvadap debu semen: Eugenia cuminii, Litsea roxburghii, dan Dillenia ovata
Mengurangi Bahaya Hujan Asam
• Pohon membantu mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses isiologis yang disebut gutasi, proses ini memberikan unsur Ca, Na, Mg, K dan bahan organis seperti glutamin dan gula (Smith, 1985)
• Hujan asam yang mengandung H2S04 atau HN03.
• Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, H2S04 akan bereaksi dengan Ca membentuk CaS04 yang bersifat netral 4 pH air intersepsi lebih tinggi dari pH air yang tidak memewati tajuk pohon.
Menyerap Karbon-monoksida (C0)
• Mikroorganisme di lantai hutan sangat berperanan dalam menyerap CO (Bennett clan Hill, 1975)
• Tanah dan mikroorganismenya dapat menurunkan konsentrasi CO dari 120 ppm menjadi hampir 0 dalam waktu 3 jam.
Penahan Angin
• Hutan kota dapat mengurangi angin kencang 75-80%
• Syarat tumbuhan dan hutan
- Dahan kuat
- Daun tidak mudah gugur akibat terpaan angin
- Perakaran kuat, memiliki akar tunjang yang dalam
- Kerapatan cukup (50-60%)
- Tinggi clan lebar jalur cukup besar
Penyerap dan Penapis Bau
• Tanaman dapat menyerap bau secara langsung atau dengan menahan hembusan angin.
• Beberpa jenis tanarrian yang dapat mengeluarkan bau harum sehingga dapat menetraiisir bau: misalnya Michelia champaka, Mimusops elengi, Canangium odoratum
Mengatasi Intrusi Air Laut
• Intrusi air laut antara lain disebabkan oleh berkurangnya air tanah
• Menanam jenis-jenis tumbuhan dengan evapotranspirasi rendah
Menngurangi Penggenangan
• Menanam jenis-jenis pohon yang mempunyai evapotranspirasi tinggi yaitu yang memiliki jumlah daun banyak dengan stomata yang banyak.
Pelestarian Plasma Nutfah
• Plasma nutfah merupakan bahan baku penting untuk pembangunan di masa datang, khususnya biadang pangan, sandarig, papan, obat-obatan, dan inclustri.
• Hutan kota dapat dijadikan, sebagai koleksi keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. Kawasan konservasi eksitu
Mengurangi Stress
• Kehidupan kota (aktivitas, mobilitas dan persaingan tinggi, kemacetan lalu lintas dan pencemaran udara, dan perilaku masyarakat dann aparat yang bertindak semena-mena) mengundang terjadinya stress dan tindakan ugal-ugalan
• Pembangunan hutan kota dapat mengurangi hal tersebut melalui penciptaan lingkungan yang sejuk dan sehat, kicauan burung yang memberikan ketenangan, pembentukan landsekap yang mengurangi kekakuan dan monoton.
FUNGSI ESTETIKA
• Karakteristik visual atau estetika berkaitan erat dengan rekreasi
• Faktor penentu kualitas estetika hutan kota:
Tumbuhan penyusun
- Ukuran
- Bentuk
- Warna
- Tekstur
- Komposisi
MANAJEMEN HUTAN KOTA
Proses manipulasi hutan kota agar dapat memberikan berbagai fungsi (manfaat) secara berkelanjutan kepada masyarakat kota
• Fungsi sosial
• Fungsi ekonomi
• Fungsi lingkungan/ekologi
• Fungsi estetika/rekreasi
• Fungsi konservasi
Hutan kota à mosaik kompleks vegetasi dan pembangunan kota
Manajemen hutan kota à merupakan mosaik yang terdiri dari berbagai profesi yang satu sama lain dan dengan lansekap kota saling berinteraksi
Profesi utama:
• Arborikultur
• Urban Forestry
Profesi pendukung:
• Arsitektur lansekap
• Hortikultur
• Wildlife management
Perencanaan Pembangunan Hutan Kota
· Penyusunan rangkaian tindakan sistematis untuk memecahkan permasalahan
· Suatu proses berkesinambungan dan pencarian alternatif yang menuju kepada suatu keputusan terbaik
· Proses penetapan sasaran-sasaran dan pemilihan stratgi-strategi untuk mencapai sasaran tersebut
Perencanaan Strategis
Perencanaan yang terfokus pada analisis situasi internal dan eksternal
Konsep
NILAI EKONOMI HUTAN KOTA
Penduduk kota memberikan penilaian yang tinggi terhadap pohon dan bentuk vegetasi lain: nilai sosial, ekologis, dan aresitektur.
Nilai Ekonomi dan Nilai Hukum
Nilai ekonomi dan nilai hukum merupakan dua hal yang saling berkaitan, dalam beberapa keadaan metodologi penilaian ekonomi digunakan untuk memastikan nilai hukum.
Asset Kota
Pemerintah kota biasanya menyimpan data semua asset kota berdasarkan nilai (harga) yang dapat dinilai (dengan uang)
Dengan pendekatan yang sama, pohon dinilai sebagai asset dengan berdasarkan pada besarnya investasi yang telah ditanamkan
Berbeda dengan asset lain, pohon bersifat unik
• asset lain à depresiasi
• pohon à apresiasi
Nilai sangat variatif
Kielbaso (1974), berdasarkan penilaian ahli hutan kota, nilai pohon sebagai asset kota bervariasi antara $71 (Rp 710.000) s.d. $500 per pohon (Rp5000000).
Biaya Pemeliharaan
Pendekatan ini biasa digunakan dalam menentukan nilai pohon sebagai asset
1. Biaya penanaman:
• Biaya pengadaan bibit
• Biaya penanaman
• Pemupukan
• Penyiraman
2. Biaya pemeliharaan:
• Pemangkasan
• Pemupukan
• Pengendalian hama dan penyakit
3. Biaya penebangan (jika pohon membahayakan atau mati)
Masalah (problems)
• Species yang memelukan perawatan intensif à nilainya tinggi
• Spesies yang umurnya sangat panjang (dikaitkan dengan bunga) akan sampai pada suatu nilai yang tidak masuk akal (nilainya sangat tinggi
Bialy Pengelolaan Pohon ($) | Biaya pengelolaan pohon ditambah bunga 8% per bulan selama 40 tahun | |||||
Tahun | Penanaman | Pemangkasan | Penebangan | Penanaman | Pemangkasan | Penebangan |
0 | 100 | 2173 | ||||
5 | 6 | 89 | ||||
10 | 8 | 80 | ||||
15 | 12 | 82 | ||||
20 | 15 | 70 | ||||
25 | 18 | 57 | ||||
30 | 21 | 45 | ||||
35 | 24 | 35 | ||||
40 | 120 | 120 | ||||
Total | 324 | 2751 |
Hasil Kayu
Kayu sebagai hasil hutan memiliki nilai yang tinggi
Mana yang lebih tinggi nilai kayu atau nilai-nilai (jasa) lainnya?
Faktor-faktor apa yang menentukan nilai kayu
Nilai limbah kayu atau sisa-sisa pohon
Nilai Kepemilikan (Proverty)
Pada umumnya orang berpendapat, pohon dapat meningkatkan nilai kepemilikan (rumah/bangunan)
Walaupun demikian ada yang berpendapat sebaliknya, karena keberadaan pohon menimbulkan biaya pembersihan dan masalah dalam pemeliharan padang rumput.
Apakah orang mau membeli rumah yang ada phonnya lebih mahal daripada yang tidak ada pohonnya?
Penentuan nilai pohon merupakan hal yang sulit karena sulit memisahkan nilai pohon dari nilai bagian-bagian lainnya (tanah dan bangunan)
Dalam suatu permukiman (real estate) pohon selalu bernilai tetapi nilainya dapat sangat bervariasi. à Bagaimana menentukan nilainya?
Nilai Alternatif
Permintaan/demand lahan di perkotaan sangat mahal à alternatif penggunaan lain sangat banyak.
Nilai lahan dan vegetasinya merupakan nilai yang hilang karena tidak menjual atau menggunakan untuk keperluan lain
Lynn Woods, a 2000-acre tract of forestland in the city of Lynn, Massachusetts, is used primarily as recreational land and the location of four municipal water supply reservoirs. In the late 1950s it was proposed to use a portion of Lynn Woods for an interstate highway corridor. Many residents of Lynn, concerned by the declaring economic base of the city, saw immediate economic benefits to the community, including construction jobs, and better access to the city, which they hoped would make it more attractive to new industry. Other residents did not want to lose a portion of the land to highway development, and this sparked a decade-long struggle over the fate of Lynn Woods. In 1972, the governor of Massachusetts finally ruled out Lynn Woods as the location for the highway, as other alternatives existed to the taking of parkland. Lynn Woods was spared because it was more valuable to the community as forest than as a highway corridor with its accompanying economic benefits (Gordon and Lambrix, 1973).
Nilai Amenity (Kenyamanan)
Nilai alternatif merupakan salah satu cara untuk menjelaskan nilai amenity suatu vegetasi. Akan tetapi nilai alternatif tidak memisahkan nilai keindahan dari nilai lahannya.
METHOD FOR PLACING AN AMENITY VALUE ON WOODLANDS
Factor | Point | |||
1 | 2 | 3 | 4 | |
1. Visible area (ha) | 0.5-1.5 | 1.5-5 | 5-20 | 20-100 |
2. Position in landscape | Secluded | Visible | Prominent | Very prominent |
3. Viewing population | 0-1 | 1-20 | 20-100 | 100+ |
4. Other trees and woods | Densely wooded | Several other woods and trees | Few other oods and trees | No other woods and few trees |
5. Accessibility | No access to wood or land Adjacent | Access to land adjacent | Access to wood but not easily | Easily accessible to many people |
6. Condition | Young plantation or Devastated Woodland | Young woodland or older pure plantation | Semimature woodland | Mature or irregular woodland |
7. Special factors | None | Local beauty spot | Well-known beauty spot | Woodland of widespread fame |
Legal Value (Nilai Hukum)
• Asuransi
Trees, shrubs, or lawns on the residence premises are covered for loss caused by the following perils; insured against fire or lightning, explosion, riot or civil commotion, aircraft, vehicles, not owned or operated by a resident of the resident premises, vandalism or malicious mischief or theft.
TUJUAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA