UJI PROVENANS



UJI PROVENANS
(Laporan Praktikum  Pemuliaan Pohon)

Oleh

Oben
Sondri Kurniawan
Westi Ulvia

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011



I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uji provenans merupakan salah satu kegiatan yang mendukung kegiatan pemuliaan pohon uji provenans itu sendiri berasal dari kata Provenans yang berarti asal/ sumber (tempat asal benih atau sumber benih alami).
Jadi uji provenans sendiri dapat diartikan  Suatu pengujian dimana biji suatu species pohon dikumpulkan dari beberapa tegakan yang tersebar, kemudian ditanam di bawah kondisi yang sama.
Tujuan uji provenans  antara lain Mengetahui tren pertumbuhan pohon terhadap iklim & faktor lingkungan setempat, Menyeleksi variasi genetik alamiah,
Memilih tipe pohon yg terbaik (Wright, 1976)
Serta menurut Samantakul : Mendapatkan sumber nantinya dapat beradaptasi dengan baik di tempat tersebutdan menyediakan plot benih yang permanen sebagai sumber plasma nutfah.
Beberapa Tahapan uji provenans antara lain :
·         Pengumpulan biji untuk pengujian
·         Persemaian dan penanaman
·         Rancangan percobaan (RCBD: plot baris; persegi)
·         Pengamatan dan pengukuran (pertumb; morfologi; fisiologi; ketegaran; teknologi; dan kimiawi)
·         Pencatatan
Fase-fase uji provenans
·         Fase provenans skala luas
·         Fase provenans terbatas
·         Fase pembuktian provenans

B. Tujuan Praktikum

C. Lokasi praktikum
Praktikum ini kami lakukan di arboretum Universitas Lampung dan tegakan mahoni yang berada di dekat masjid kampung baru kedaton Bandar lampung.




II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Tujuan pemuliaan akan diterjemahkan menjadi program pemuliaan. Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.
Ada tanaman yang ditanam, kemudian mati. Ada yang ditanam tetapi lambat pertumbuhannya, bahkan kualitasnya rendah. Hal ini dikarenakan adanya tanaman eksotik. Beberapa masalah dari jenis eksot ini antara lain :
·         Mati segera setelah penanaman
·         Kegagalan yang tidak langsung tampak
-       Dapat hidup & tumbuh baik pada awalnya, kemudian tidak dapat berkembang dengan baik
-       Dapat tumbuh dengan baik, tapi kualitas kayunya  rendah
 -  Dapat tumbuh dengan baik pada awalnya, tetapi mengalami kerusakan karena hama & penyakit
·         Problem utama dengan eksot: penampilan di bawah standar
·         Hambatan pertumbuhan karena tidak ada  mikroorganisme yang sesuai

Variasi Geografik (Provenans)
Perbedaan sifat/ variasi dapat terjadi di antara:
·         Geografik (provenans)
·         Tempat tumbuh dalam provenans
·         Tegakan dalam tempat tumbuh
·         Individu dalam tegakan
·         Variasi dalam pohon
Faktor yg mempengaruhi variasi geografik/ provenans antara lain:
·         Ukuran penyebaran suatu spesies
·         Diversitas kondisi tempat tumbuh pd penyebaran alaminya
·         Kontinyuitas penyebaran
·         Faktor-faktor yg tidak diketahui
Petunjuk penanaman jenis eksot sebagai berikut :
·         Jangan memindahkan provenans dr daerah beriklim benua ke iklim pantai
·         Jangan memindahkan dari tempat yang beriklim seragam ke yg beriklim fluktuasi besar
·         Jangan memindahkan dari tempat dengan elevasi / latitude tinggi ke tempat dg elevasi/ latitude rendah atau sebaliknya
·         Jangan memindahkan dari tempat aslinya daerah basa ke daerah asam atau rawa, dari daerah tanah lempung ke tanah berpasir atau sebaliknya.


III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan alat
Bahan dan alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah objek pengamatan berupa bibit mahoni, alat yang di gunakan yaitu penggaris, kalipermeter, lembar pengamatan, dan alat tulis.
B. Cara kerja
Cara kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
Pengumpulan benih
1. Biji-biji dikumpulkan dari pohon yang terseleksi berdasarkan fenotipnya berikut:
·      Pohon yang dipilih adalah pohon dominan & kodominan 5-10 pohon untuk populasi homogen atau 25-30 pohon untuk populasi heterogen
·      Jarak antar pohon 50-100 m
·      Biji diambil dari tempat yang ada variasinya
2. Biji yang sudah dikumpulkan dengan ukuran berat atau volume yang sama untuk setiap pohonnya
Persemaian dan Penanaman
1.      Persemaian untuk pengujian harus seragam & masing-masing mendapat perlakuan yang sama.
2.      Hindari terjadinya perbedaan dalam mendapatkan sinar matahari, drainase, pemupukan, dll.
3.      Masing-masing provenans disemaikan secara terpisah pisah & diberi label
4.      Penempatan semai tersebut telah dibuat rancangan sesuai dangan rancangan penanaman di lapangan


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Hasil Pengamatan semai mahoni Swietenia mahagoni yang kami ambil 2 tempat yaitu di tegakan mahoni Unila dan di kampung baru.
Tabel 1. Hasil pengamatan di lokasi tegakan Mahoni Unila.dan kampung baru Setelah 1 minggu.
No
Semai
Tempat asal Unila

Diameter (mm)
Tinggi (cm)
Jumlah
daun
Semai tempat asal kampung baru

Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah
daun
1
1
1,21
11
2
1
1,19
9
2
2
2
1,33
11
2
2
1,31
11
2
3
3
1,23
11
3
3
1,23
11
2
4
4
1,07
9
2
4
1,07
7
2
5
5
1,08
8
2
5
1,08
8
2
6
6
1.04
9
2
6
0,77
8
2
7
7
0,98
7
2
7
1,09
8
2
8
8
1,19
10
2
8
1,22
10
2
9
9
1,21
11
2
9
1,98
10
2
10
10
1,12
10
3
10
1,67
10
2

Tabel 2. Pengamatan setelah 2 minggu
No
Semai
Tempat asal Unila

Diameter (mm)
Tinggi (cm)
Jumlah
daun
Semai tempat asal kampung baru

Diameter (mm)
Tinggi (cm)
Jumlah
daun
1
1
2,29
20
4
1
2,18
19
4
2
2
1,87
20
4
2
1,87
20
4
3
3
2,15
20
3
3
2,11
21
4
4
4
2,19
18
3
4
1,22
18
3
5
5
2,15
21
4
5
2,17
21
4
6
6
2,20
16
3
6
1.90
15
3
7
7
1,85
18
4
7
1.43
14
4
8
8
2,49
17
4
8
1,32
17
3
9
9
2,05
20
4
9
2,08
20
4
10
10
2,11
24
4
10
1,88
19
3

Tabel 3. Pengamatan setelah 3 minggu
No
Semai
Tempat asal Unila

Diameter (mm)
Tinggi (cm)
Jumlah
daun
Semai tempat asal kampung baru

Diameter (mm)
Tinggi (cm)
Jumlah
daun
1
1
2,34
23
4
1
2,20
20
4
2
2
1,89
22
4
2
1,88
22
4
3
3
2,17
21
3
3
2,13
23
4
4
4
2,19
20
4
4
1,23
20
4
5
5
2,16
23
4
5
2,17
22
4
6
6
2,20
17
4
6
1.91
17
3
7
7
1,87
20
4
7
1.45
17
4
8
8
2,49
19
4
8
1,32
17
3
9
9
2,09
22
4
9
2,08
20
4
10
10
2,13
24
4
10
1,89
21
4








B. Pembahasan
Pada praktikum ini kami melakukan kegiatan uji tempat asal yaitu yang kelompok  kami coba adalah perbedaan tumbuh anakan dari pohon yang kami pilih yaitu pohon mahoni Swietenia mahagoni yang ada dilapangan bola universitas lampung dengan pohon mahoni Swietenia mahagoni yang ada di kampung baru.
Dapat pula kita ketahui bahwa sarat tempat tumbuh dari pohon mahoni Swietenia mahagoni ini iklim tropis CH 2000 – 4000 mm/tahun suhu udara 300 - 40ketinggian tempat < 1000 m di atas permukaan laut secara generatif dengan biji musim buah bulan juli – agustus jumlah benih 2.300 butir/kg.
 Kriteria buah masak fisiologis Mahoni Swietenia mahagoni adalah warnah buah agak kecoklatan dan beratnya lebih ringan. Sifat buah mahoni Swietenia mahagoni mengeras, ketebalan 5-7 mm bagian dalam lebih tipis. Dibagian tengah mengeras seperti kayu, berbentuk kolom dengan 5 sudut yang memanjang menuju ujung dan biji terdapat di kolom – kolom buah berwarna colat tua dan mempunyai sayap.
Dalam praktikum ini kami menyemai dari tempat asal masing-masing 10 biji benih. Pada kegiatan penamanan benih mahoni yang telah kami ambil dari berbagai tempat itu kemudian kami rendam agam persentase tumbuh dari mahoni tersebut lebih besar karena benih mahoni merupakan benih yang harus mempuyai kadar air tinggi. Untuk proses perkecambahan kami langsung menyemai pada media kontiner langsung yaitu polybag tidak pada bedeng penaburan dapat kita ketahui bahwa Kontiner adalah wadah yang digunakan untuk tempat media tumbuh bibit.bahan untuk kontiner bisa berupa kantong Plastik, kantong polybag, keranjang bambu,ruas bambu,pelepah batang pisang,dan tensopot.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kontiner antara lain sebagai berikut.
a.       Kontiner harus mempunyai lubang aerasi dan drainase.
b.      Kontiner berukuran garis tengah lebih kurang 10 cm.
c.       Kontiner berukuran tinggi lebih kurang 15 cm.
d.      Kontiner harus diisi media tumbuh bibit sampai 2 cm dari batas atas kontiner.
Jika sudah di semai di dalam kontiner maka  benih yang tumbuh tidak harus di sapih lagi itu akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Dapat kita ketahui dalam keberhasilan tanaman untuk hidup dan tumbuh dengan baik dilokasi penanaman dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor  yang dimaksud antara lain: Kualitas bibit yang ditanam,  Keadaan tanah,  dan Keadaan cuaca atau kesesuaian tempat tumbuh bagi tanaman.
Dari pengamatan kami selama 3 minggu setelah penyemaiaan perbedaan tumbuh dari kedua tempat asal yang kami lakukan tidak terjadi begitu jelas atau jauh perbedaan tetapi pertumbuhan yang terlihat lebih cepat yaitu asal tegakan mahoni di Universitas lampung dilihat dri pertumbuhannya masing-masing tempat.

V. KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktikum pada uji tempat asal maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. keberhasilan tanaman untuk hidup dan tumbuh dengan baik dilokasi penanaman dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor  yang dimaksud antara lain: Kualitas bibit yang ditanam,  Keadaan tanah,  dan Keadaan cuaca atau kesesuaian tempat tumbuh bagi tanaman.
2. Dari pengamatan kami selama 3 minggu setelah penyemaiaan perbedaan tumbuh dari kedua tempat asal yang kami lakukan tidak terjadi begitu jelas atau jauh perbedaan tetapi pertumbuhan yang terlihat lebih cepat yaitu asal tegakan mahoni di Universitas lampung dilihat dri pertumbuhannya masing-masing tempat.


DAFTAR PUSTAKA

www. Forester. com. Mahoni  Sweitenia mahagony di unduh 11 oktober 2010. pukul 15.30 wib.


ARTIKEL TERKAIT: