ETNOBOTANI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT ETNIS DAYAK MERATUS KALIMANTAN SELATAN DAN UPAYA KONSERVASI DI KHDTK SAMBOJA

“Tumbuhan Obat dari Hutan: Konservasi, Budidaya dan Pemanfaatan” 3

ETNOBOTANI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT
ETNIS DAYAK MERATUS KALIMANTAN SELATAN DAN UPAYA KONSERVASI DI KHDTK SAMBOJA

Noorcahyati dan Zainal Arifin

Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam
Jl. Soekarno Hatta KM.38 PO.BOX 578 Balikpapan 76112, Kalimantan Timur
Telp: (0542)7217663, Fax (0542)7217665, e-mail: cahyati25@gmail.com

ABSTRAK

Etnis dayak meratus, Kalimantan Selatan memiliki pengetahuan pengobatan tradisional dengan menggunakan berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat yang berada disekitar mereka mulai dari hutan, kebun karet tua, ladang, hingga pekarangan. Pengetahuan tersebut, umumnya dikuasai kaum tua dengan menggunakan proses transfer pengetahuan secara lisan dari generasi ke generasi tanpa ada pendokumentasian secara tertulis. Jika tidak dilakukan pendokumentasian, dikhawatirkan pengetahuan pengobatan tradisional akan hilang, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan hilangnya jenis tumbuhan berkhasiat obat. Salah satu peran etnobotani membantu dalam mendokumentasikan pengetahuan pengobatan tradisional tentang jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat, cara meramu, bagian tumbuhan yang digunakan, serta habitat atau pun tempat dimana tumbuhan berkhasiat obat diambil. Makalah ini memberikan gambaran mengenai jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat, cara meramu, dan bagian tumbuhan yang digunakan serta pemanfaatannya untuk mengobati penyakit yang digunakan oleh etnis dayak meratus. Tercatat 110 jenis tumbuhan dan lebih dari 57 famili yang dimanfaatkan untuk bahan pengobatan. Informasi tersebut berguna untuk keperluan pelestarian dan pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat itu sendiri. Sebagai bentuk upaya konservasi, beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat yang diperoleh dari lokasi penelitian juga dibuat koleksi hidup pada Plot Tumbuhan Berkhasiat Obat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja.
Kata kunci : Etnobotani, dayak meratus, konservasi



Lihat Jurnal Klik disini 




Sumber ; http://www.forda-mof.org/





ARTIKEL TERKAIT: