TEKNIK PENANGANAN BENIH Acacia mangium



INFORMASI TEKNIK PENANGANAN DAN PENGUJIAN MUTU BENIH
Acacia mangium Will
  1. PENDAHULUAN Acacia mangium Willd termasuk ke dalam famili Leguminoceae, sub-famili Mimosoidae, mulai dikenal secara luas di Indonesia setelah jenis ini banyak digunakan dalam kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan.
    Secara alami, jenis ini tumbuh di daerah tropis terutama di dataran rendah dan beriklim basah. Di Indonesia daerah sebaran alaminya meliputi Irian Jaya bagian Selatan, Kepulauan Aru (Maluku Selatan) dan Pulau Seram.
    Pada tanah yang cukup subur, jenis ini dapat mencapai tinggi 23 meter dengan diameter lebih dari 20 cm pada umur 9 tahun.
    Pemanfaatan kayu jenis pohon ini terutama ditujukan untuk penyediaan bahan baku industri pulp dan kertas.
  2. PENANGANAN BENIH
    1. Pengunduhan Buah/Polong Buah/polong yang sudah masak diunduh dari kebun benih, tegakan benih, areal pengumpulan benih atau pohon-pohon dari tegakan lain yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

      • Tajuk pohon menduduki tingkatan (level) tertinggi dalam tegakan;
      • Pertumbuhannya baik, berbatang lurus, diameter batang cukup besar dan berbentuk silindris;
      • Pohon bebas dari hama dan penyakit.
      Polong/buah Acacia mangium yang telah masak berwarna coklat tua. Umumnya polong jenis akan masak pada periode bulan Pebruari – Maret dan Agustus – September.
      Pengunduhan polong/buah dilakukan dengan cara memanjat dan memetik polong dengan menggunakan tangan atau menggunakan galah berkait.
      Polong yang diunduh diberi label identitas yang menerangkan : jenis pohon, lokasi pengunduhan dan tanggal pengunduhan, berat jumlah wadah dan nama pengumpul.
    2. Ekstraksi Benih Proses pengeluaran benih dari buah dapat dilakukan dengan cara menjemur buah/polong atau dengan cara pengeringan menggunakan alat pengering (drier).
      Pada cuaca yang baik, penjemuran selama 6 hari sudah mampu mengeringkan polong sampai polong merekah, sedangkan pengeringan dengan alat pengering memerlukan waktu selama 24 jam dengan suhu 40° – 45° C.
      Perontokan benih dari polong dilakukan dengan cara memasukkan polong yang sudah kering ke dalam karung kemudian dipukul-pukul dengan sepotong kayu.
    3. Seleksi dan Sortasi Pembersihan benih dilakukan dengan cara memisahkan benih yang utuh, sehat dan berisi dari kotoran fisik yang ada (sisa polong, ranting, dan lain sebagainya). Proses pembersihan ini akan lebih cepat dan lebih baik hasilnya dengan cara penyaringan menggunakan 2 macam ukuran saringan.
    4. Penyimpanan Benih Penyimpanan benih bertujuan untuk mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang diinginkan.
      Benih Acacia mangium yang akan disimpan harus mempunyai kadar air 5% - 8%. Penyimpanan dilakukan dalam wadah kedap udara (kaleng atau jerigen plastik) dan ditempatkan di ruang ber-AC (suhu 16° – 18° C, RH 60%) atau ruang simpan kering dingin (DCS), suhu 4° - 8° C, RH 40%). Selama penyimpanan, dilakukan pengujian mutu benih secara periodik guna mengetahui mutu benih yang disimpan.
  3. PENGUJIAN MUTU BENIH
    1. Penarikan Contoh Contoh benih yang digunakan harus benar-benar mewakili kelompok benih yang akan diuji mutunya. Untuk benih Acacia mangium, satu kelompok benih maksimal seberat 1.000 Kg dan mempunyai mutu yang seragam.
      Penarikan contoh benih dapat dilakukan dengan menggunakan alat penusuk contoh (seed trier test) atau dengan menggunakan tangan. Setiap kali pengambilan disebut contoh primer dan gabungan dari contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh composit disebut contoh kiriman.
      Contoh kiriman yang diperlukan sebanyak minimal 500 gram, dimana dengan cara parohan atau dengan alat pembagi contoh (seed sample devider) akan dibuat contoh kerja untuk uji kemurnian (50 gram), penentuan kadar air (2 ulangan @ 5 gram) dan pengujian daya berkecambah (4 ulangan @ 100 butir). Identitas contoh benih ini harus jelas, demikian juga sisa contoh kiriman yang disimpan.
    2. Penentuan Kadar Air Kadar air benih ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan air dalam benih yang dinyatakan dalam persen terhadap berat basah. Contoh kerja dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 105° C.
    3. Penentuan Kemurnian Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya. Contoh kerja dipisah-pisahkan ke dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkan persentase berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh kerja.
    4. Perlakuan Pendahuluan Perlakuan pendahuluan dilakukan untuk mematahkan dormansi benih untuk mempercepat dan memperoleh keserempakan perkecambahan.
      Perlakuan pendahuluan yang paling tepat untuk benih Acacia mangium ialah dengan cara mencelupkan benih yang akan disemaikan ke dalam air panas (suhu 85° - 100° C) selama 30 detik lalu direndam dalam air dingin selama 24 jam.
    5. Pengujian Perkecambahan Tujuan pengujian daya berkecambah di laboratorium adalah untuk mendapatkan gambaran nilai pertumbuhan benih di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai pembanding dari beberapa kelompok benih.
      Mutu fisiologis benih (daya berkecambah) diketahui melalui pengujian daya berkecambah di laboratorium. Metoda uji yang digunakan ialah metoda uji di atas kertas (UDK).
      Pengamatan perkecambahan dilakukan 2 kali, dimana pengamatan pertama dilakukan pada hari ke 12 dan pengamatan terakhir pada hari ke 28 setelah penaburan. Penghitungan daya berkecambah ditentukan berdasarkan banyaknya kecambah normal untuk jenis ini ialah apabila kecambah telah mempunyai total panjang hipokotil dan akar primer mencapai 3 kali panjang benih.
    6. Pengujian Daya Tumbuh di Persemaian Pengujian daya tumbuh di persemaian adalah untuk menaksir kemampuan pertumbuhan benih di lingkungan yang mendekati keadaan yang sebenarnya di lapangan. Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan media campuran pasir halus dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Waktu pengamatan dalam pengujian di persemaian ini sama dengan waktu pengamatan pengujian daya berkecambah di laboratorium.

      sumber : http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PROPINSI/SUMSEL/acacia.html

ARTIKEL TERKAIT: