Eben


EBEN Diospyros Celebica
( Tugas Silvika )




Oleh
OBEN
0714081054




clip_image002.jpg




JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010

A.  Jenis Pohon (tulis nama nasional dan nama ilmiah)

Dalam revisinya mengenai marga Diospyros, suku Ebenaceae, Bakhuizen van den Brink (1936) menyebutkan beberapa nama daerah D. celebica di Sulawesi, yaitu seperti "toe", nama yang dipakai di perbukitan Tambora-Kagila, daerah hulu sungai Poso dan juga di daerah Donggala dan Menado. Nama-nama yang lain di Manado adalah maitoayoe maito, dan togas. Nama-nama daerah yang lain seperti Umara (Luwu), sora (Malili dan Cerekang), ayu moitong (Parigi). Martawijaya dan Kartasujana (1977) masih menyebutkan beberapa nama seperti toetandu, maeta, amara, kayu itam dan maetang dan nama yang cukup populer adalah
"kayu makasar" Diospyros celebica Bakh. yang merupakan jenis utama kayu eboni, dalam perdagangan dimasukkan kelompok 'eboni hitam bergaris' atau 'streaked ebony'. Nama-nama perdagangan yang lain adalah seperti Macassar ebony (Inggris,Amerika Serikat), ebene de Macassar (Perancis), gestreept ebben (Belanda), coromandel (Belanda, Perancis), Makassar ebenholz, gestreiftes ebenholz (Jerman), ebeno de Macassar (Spanyol), ebeno di Macassar (Italia) dan Indonesisk ebenholt (Swedia).
Pohon eboni (D. celebica), oleh Pemerintah Daerah Tk. I Propinsi Sulawesi Tengah, telah dijadikan maskot flora identitas daerah tersebut karena selain merupakan tanaman khas daerah ini juga merupakan tumbuhan pohon penghasil kayu yang bernilai komersial tinggi Taksonomi Marga Diospyros merupakan salah satu marga dari suku Ebenaceae dan mempunyai lebih dari 300 jenis yang tersebar di seluruh kawasan hutan tropika di Asia, Australia, Kepulauan Pasifik

dan Afrika. Di kawasan Malesia dijumpai sekitar 170 jenis dan khususnya di Indonesia terdapat 100 jenis pohon dari marga Diospyros L.

Klasifikasi jenis D. celebica Bakh. Secara lengkap dapat diuraikan sebagi berikut:

Kerajaan                      Tumbuh-tumbuhan
Divisi                           Spermatophyta
Anak-divisi                 Angiospermae
Kelas                           Dicotyledoneae
Anak-kelas                  Sympetalae
Bangsa                                    Ebenales
Suku                            Ebenacçae
Marga                          Diospyros
Jenis                            Diospyros celebica Bakh


Dari koleksi herbarium Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hutan dan Konservasi Alam dapat diperkirakan jumlah jenis Diospyros sekitar 100. Namun yang tergolong pohon eboni hanya ada 7 jenis yaitu Diospyros celebica Bakh., D. ebenum Koenig, D. férrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI., D. pilosanthera Blanco dan D. rumphii Bakh. Di antaranya yang terpenting adalah Diospyros celebica dan D. rumphii yang di pasaran dunia dikenal dengan nama eboni makasar, eboni bergaris atau coromandel (Heringa, 1951).    
Jenis-jenis pohon Diospyros yang tergolong eboni di Indonesia hanya ada 7 jenis, di antaranya yang memiliki arti perdagangan hanya 2 jenis yaitu Diospyros celebica yang menghasilkan kayu eboni bergaris dan Diospyros rumphii yang menghasilkan eboni hitam. Jenis pohon eboni yang pertama merupakan jenis yang terpenting. Karena regenerasi alamnya kurang berhasil maka permudaan buatan merupakan cara yang terbaik untuk menjamin kelestarian produksi kayu
eboni. Kayu Diospyros celebica sangat disenangi di luar negeri dan status silvikulturnya cukup memadai maka jenis ini yang perlu dipilih untuk
dibudidayakan

B.  Waktu Berbunga dan Berbuah.
Pengumpulan buah dan biji dari hasil pengamatan fenologi di petak coba penanaman di jawa menunjukkan bahwa pohon eboni khususnya diospyros celebica mulai berbunga dan berbuah umur 5-7 tahun. Berbunga dan berbuahnya sepanjang tahun dan kemasakan buahnya secara berturut-turut. Musim berbunga jatuh pada bulan maret - april dan berbuah masak pada bulan september - november. Hal ini hampir serupa dengan tempat asalnya di sulawesi (poso). Di daerah ini dilaporkan musim buah masak pada bulan september -oktober, dan musim berbunga diperkirakan pada bulan maret - april. Pengumpulan buah masak sebaiknya dilakukan di atas pohon, karena buah yang dikumpulkan dari lantai hutan mudah rusak akibat diserang jamur penicilliopsis clavariaeformis.             
C.  Kriteria Buah Masak Fisiologis
Ciri-ciri buah masak adalah kulit buah berwarna merah kuning atau warna sawo, berbulu dan bijinya berwarna coklat tua. buah yang sudah terkumpul segera diangkut ke tempat pembibitan dan bijinya segera diekstraksi di tempat tersebut. Banyaknya biji per kg adalah 1100 biji. kualitas biji seleksi biji baru didasarkan pada rusak tidaknya biji tersebut. Biji baru umumnya memiliki daya kecambah tinggi sekitar 85%. biji cepat turun daya kecambahnya bila dibiarkan pada tempat terbuka. Biji yang dijemur selama 3 hari daya kecambahnya turun menjadi 0%.
Untuk mempertahankan daya kecambah biji maka dalam penyimpanan biji dicampur dengan arang basah dengan perbandingan 1:1.
Dengan cara demikian daya kecambah biji dapat dipertahankan 70% untuk jangka 12 hari.berkenaan dengan hal tersebut di atas dalam rangka pembuatan bibit eboni perlu adanya pengaturan yang matang antara waktu pengumpulan biji dan kesiapan pembibitan, agar diperoleh jumlah bibit yang banyak sesuai dengan yang diharapkan.

D.  Tipe Benih dan Penanganannya Sebelum Disemai
Biji eboni bersifat rekalsitran dan daya perkecambahan akan turun dengan cepat jika tidak segera disemaikan atau jika disimpan terlalu lama. Biji yang disemaikan 1 hari setelah dikumpulkan, mempunyai persentase angka perkecambahan 85%
dalam 15-65 hari; sedangkan jika disimpan dalam tepung arang yang basah selama 12 hari, persentase perkecambahan sebesar 70%, akan tetapi jika disemaikan setelah 20 hari, persentase perkecambahan akan turun menjadi hanya 28%. Pemisahan biji dari buah dapat dilakukan dengan cara pelembekan yaitu direndam di air. Setelah terpisah dan dibersihkan dari daging buah, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Biji yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung selama 3 hari berturut-turut, tidak dapat berkecambah lagi masa perkecambahan dapat diperpendek waktunya dan persentasi angka perkecambahan dapat ditingkatkan jika biji direndam selama 24 jam sebelumdisemaikan.
Pertumbuhan eboni.
Diospyros celebica seperti halnya jenis-jenis Diospyros yang lain, umumnya mempunyai tipe perkecambahan 'epigeal'. Minggu pertama setelah berkecambah, persediaan makanan di tranfer ke ujung akar yang menggelembung. Dua keping biji (cotyledon) yang timbul ke atas tidak berubah warna menjadi hijau dan kemudian tanggal dan pada saat yang bersamaan tumbuh dua daun pertama, seolaholah menggantikan kotiledon yang sudah lepas.

Cara Membuat Bibit
Bibit semai
Pohon eboni temasuk jenis pohon semi toleran maka tempat persemaiannya harus dibuat di tempat yang agak teduh. Biji baru harus segera
disemaikan langsung ke wadah atau kantong plastik yang sudah diisi media tumbuh. Setelah bibit berumur 8-10 bulan dengan tinggi bibit ±25-30 cm sudah cukup kuat ditanam di lapangan. Kalau pembuatan bibit menggunakan anakan
alam maka pengumpulannya dilakukan dengan cara cabutan. Tinggi anakan yang dikumpulkan untuk dijadikan bibit maksimal 15 cm. Bibit tersebut sebe-
lum ditanam di lapangan harus disapih terlebih dahulu di persemaian selama ±4-5 bulan.
Bibit stump
Bibit stump digunakan dalam keadaan darurat misalnya bibit yang akan ditanam di lapangan sudah terlalu tinggi, sehingga menyulitkan dalam angkutannya ke lapangan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ukuran stump yang paling baik berdiameter 0,5 - 1 cm. Persen jadinya sekitar 50 -70% .




DAFTAR PUSTAKA








( Tugas Silvika )




Oleh
OBEN
0714081054




clip_image002.jpg




JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010

A.  Jenis Pohon (tulis nama nasional dan nama ilmiah)

Dalam revisinya mengenai marga Diospyros, suku Ebenaceae, Bakhuizen van den Brink (1936) menyebutkan beberapa nama daerah D. celebica di Sulawesi, yaitu seperti "toe", nama yang dipakai di perbukitan Tambora-Kagila, daerah hulu sungai Poso dan juga di daerah Donggala dan Menado. Nama-nama yang lain di Manado adalah maitoayoe maito, dan togas. Nama-nama daerah yang lain seperti Umara (Luwu), sora (Malili dan Cerekang), ayu moitong (Parigi). Martawijaya dan Kartasujana (1977) masih menyebutkan beberapa nama seperti toetandu, maeta, amara, kayu itam dan maetang dan nama yang cukup populer adalah
"kayu makasar" Diospyros celebica Bakh. yang merupakan jenis utama kayu eboni, dalam perdagangan dimasukkan kelompok 'eboni hitam bergaris' atau 'streaked ebony'. Nama-nama perdagangan yang lain adalah seperti Macassar ebony (Inggris,Amerika Serikat), ebene de Macassar (Perancis), gestreept ebben (Belanda), coromandel (Belanda, Perancis), Makassar ebenholz, gestreiftes ebenholz (Jerman), ebeno de Macassar (Spanyol), ebeno di Macassar (Italia) dan Indonesisk ebenholt (Swedia).
Pohon eboni (D. celebica), oleh Pemerintah Daerah Tk. I Propinsi Sulawesi Tengah, telah dijadikan maskot flora identitas daerah tersebut karena selain merupakan tanaman khas daerah ini juga merupakan tumbuhan pohon penghasil kayu yang bernilai komersial tinggi Taksonomi Marga Diospyros merupakan salah satu marga dari suku Ebenaceae dan mempunyai lebih dari 300 jenis yang tersebar di seluruh kawasan hutan tropika di Asia, Australia, Kepulauan Pasifik

dan Afrika. Di kawasan Malesia dijumpai sekitar 170 jenis dan khususnya di Indonesia terdapat 100 jenis pohon dari marga Diospyros L.

Klasifikasi jenis D. celebica Bakh. Secara lengkap dapat diuraikan sebagi berikut:

Kerajaan                      Tumbuh-tumbuhan
Divisi                           Spermatophyta
Anak-divisi                 Angiospermae
Kelas                           Dicotyledoneae
Anak-kelas                  Sympetalae
Bangsa                                    Ebenales
Suku                            Ebenacçae
Marga                          Diospyros
Jenis                            Diospyros celebica Bakh


Dari koleksi herbarium Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hutan dan Konservasi Alam dapat diperkirakan jumlah jenis Diospyros sekitar 100. Namun yang tergolong pohon eboni hanya ada 7 jenis yaitu Diospyros celebica Bakh., D. ebenum Koenig, D. férrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI., D. pilosanthera Blanco dan D. rumphii Bakh. Di antaranya yang terpenting adalah Diospyros celebica dan D. rumphii yang di pasaran dunia dikenal dengan nama eboni makasar, eboni bergaris atau coromandel (Heringa, 1951).    
Jenis-jenis pohon Diospyros yang tergolong eboni di Indonesia hanya ada 7 jenis, di antaranya yang memiliki arti perdagangan hanya 2 jenis yaitu Diospyros celebica yang menghasilkan kayu eboni bergaris dan Diospyros rumphii yang menghasilkan eboni hitam. Jenis pohon eboni yang pertama merupakan jenis yang terpenting. Karena regenerasi alamnya kurang berhasil maka permudaan buatan merupakan cara yang terbaik untuk menjamin kelestarian produksi kayu
eboni. Kayu Diospyros celebica sangat disenangi di luar negeri dan status silvikulturnya cukup memadai maka jenis ini yang perlu dipilih untuk
dibudidayakan

B.  Waktu Berbunga dan Berbuah.
Pengumpulan buah dan biji dari hasil pengamatan fenologi di petak coba penanaman di jawa menunjukkan bahwa pohon eboni khususnya diospyros celebica mulai berbunga dan berbuah umur 5-7 tahun. Berbunga dan berbuahnya sepanjang tahun dan kemasakan buahnya secara berturut-turut. Musim berbunga jatuh pada bulan maret - april dan berbuah masak pada bulan september - november. Hal ini hampir serupa dengan tempat asalnya di sulawesi (poso). Di daerah ini dilaporkan musim buah masak pada bulan september -oktober, dan musim berbunga diperkirakan pada bulan maret - april. Pengumpulan buah masak sebaiknya dilakukan di atas pohon, karena buah yang dikumpulkan dari lantai hutan mudah rusak akibat diserang jamur penicilliopsis clavariaeformis.             
C.  Kriteria Buah Masak Fisiologis
Ciri-ciri buah masak adalah kulit buah berwarna merah kuning atau warna sawo, berbulu dan bijinya berwarna coklat tua. buah yang sudah terkumpul segera diangkut ke tempat pembibitan dan bijinya segera diekstraksi di tempat tersebut. Banyaknya biji per kg adalah 1100 biji. kualitas biji seleksi biji baru didasarkan pada rusak tidaknya biji tersebut. Biji baru umumnya memiliki daya kecambah tinggi sekitar 85%. biji cepat turun daya kecambahnya bila dibiarkan pada tempat terbuka. Biji yang dijemur selama 3 hari daya kecambahnya turun menjadi 0%.
Untuk mempertahankan daya kecambah biji maka dalam penyimpanan biji dicampur dengan arang basah dengan perbandingan 1:1.
Dengan cara demikian daya kecambah biji dapat dipertahankan 70% untuk jangka 12 hari.berkenaan dengan hal tersebut di atas dalam rangka pembuatan bibit eboni perlu adanya pengaturan yang matang antara waktu pengumpulan biji dan kesiapan pembibitan, agar diperoleh jumlah bibit yang banyak sesuai dengan yang diharapkan.

D.  Tipe Benih dan Penanganannya Sebelum Disemai
Biji eboni bersifat rekalsitran dan daya perkecambahan akan turun dengan cepat jika tidak segera disemaikan atau jika disimpan terlalu lama. Biji yang disemaikan 1 hari setelah dikumpulkan, mempunyai persentase angka perkecambahan 85%
dalam 15-65 hari; sedangkan jika disimpan dalam tepung arang yang basah selama 12 hari, persentase perkecambahan sebesar 70%, akan tetapi jika disemaikan setelah 20 hari, persentase perkecambahan akan turun menjadi hanya 28%. Pemisahan biji dari buah dapat dilakukan dengan cara pelembekan yaitu direndam di air. Setelah terpisah dan dibersihkan dari daging buah, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Biji yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung selama 3 hari berturut-turut, tidak dapat berkecambah lagi masa perkecambahan dapat diperpendek waktunya dan persentasi angka perkecambahan dapat ditingkatkan jika biji direndam selama 24 jam sebelumdisemaikan.
Pertumbuhan eboni.
Diospyros celebica seperti halnya jenis-jenis Diospyros yang lain, umumnya mempunyai tipe perkecambahan 'epigeal'. Minggu pertama setelah berkecambah, persediaan makanan di tranfer ke ujung akar yang menggelembung. Dua keping biji (cotyledon) yang timbul ke atas tidak berubah warna menjadi hijau dan kemudian tanggal dan pada saat yang bersamaan tumbuh dua daun pertama, seolaholah menggantikan kotiledon yang sudah lepas.

Cara Membuat Bibit
Bibit semai
Pohon eboni temasuk jenis pohon semi toleran maka tempat persemaiannya harus dibuat di tempat yang agak teduh. Biji baru harus segera
disemaikan langsung ke wadah atau kantong plastik yang sudah diisi media tumbuh. Setelah bibit berumur 8-10 bulan dengan tinggi bibit ±25-30 cm sudah cukup kuat ditanam di lapangan. Kalau pembuatan bibit menggunakan anakan
alam maka pengumpulannya dilakukan dengan cara cabutan. Tinggi anakan yang dikumpulkan untuk dijadikan bibit maksimal 15 cm. Bibit tersebut sebe-
lum ditanam di lapangan harus disapih terlebih dahulu di persemaian selama ±4-5 bulan.
Bibit stump
Bibit stump digunakan dalam keadaan darurat misalnya bibit yang akan ditanam di lapangan sudah terlalu tinggi, sehingga menyulitkan dalam angkutannya ke lapangan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ukuran stump yang paling baik berdiameter 0,5 - 1 cm. Persen jadinya sekitar 50 -70% .




DAFTAR PUSTAKA







Baca SelengkapnyaEben

salam kenal


saya oben mahasiswa kehutanan angkatan 2007 , konsentrasi budidaya hutan universitas lampung.
Baca Selengkapnyasalam kenal